Selasa, 31 Desember 2013

Cintaku Tak Seperti Nama Kotaku

Kota Malang, di bawah pohon beringin tempat nongkrong favorit.

Aku menunggu seseorang. Bukan, bukan pacar. Lagipula aku masih memilih jadi jomblo prinsip daripada cari pacar.

Yang kutunggu dia sahabatku, namanya Tabita, biasanya sering kupanggil Bita. Kami sudah bersama sejak duduk di bangku SMA. Dan beruntungnya waktu di perguruan tinggi kami kembali bersama di satu jurusan, dan beruntungnya kami berdua ‘terjebak’ di kelas yang sama.

Bita ini sudah punya pacar, Ino namanya, temen SMP-nya tapi baru jadian ketika udah lulus, sayangnya mereka nggak satu sekolah. Coba kalau mereka berdua satu sekolah, pasti aku bakal ngerjain mereka terus.

Beda sama aku, sayangnya hubunganku sama pacarku (lebih tepatnya sekarang disebut mantan) harus kandas ketika aku lulus SMA.

“Hoi. Ngelamun aja.” Bita duduk di sampingku.

“Ahh enggak ngelamun kok.”

“Kelihatan tuh. Udah lulus nih, masak masih belum move on juga sih?”

“Cuma move on kan? Kalau cuma move on sih gampang, Bit.”

“Sekalian cari gebetan, sekalian dipacarin tuh.”

“Itu urusan belakangan, Bit. Kan aku udah pernah bilang kalau mau fokus belajar dulu.”

“Yee jangan gitu dong emangnya kalau pacaran bakal terganggu ya belajarnya?”

“Iya kayak kamu tuh kalau pacaran sama Ino, aku jadi ditinggalin.”

“Nah makanya kamu juga punya pacar, biar nggak sendiri kalau aku tinggalin. Kan nanti jadi sama-sama pacaran.”

“Yaahh dasar modus nih sukanya.”

“Hehehe kan biar kamu punya pacar.”

“Ah apaan sih, nggak punya pacar juga nggak mati kan.”

“Hehehe iya deh iya. Tapi kalau cuma sekedar suka enggak apa-apa dong. Mungkin aja bisa jadi motivasi.”