Senin, 27 Februari 2012

Wanita Itu

Setiap pagi kulewati jalan itu. Jalanan yang selalu macet ketika waktu menunjuk pukul enam lebih tiga puluh menit. Kalau sudah tahu macet, kenapa masih lewat jalan itu? Itu karena itulah jalan yang paling dekat menuju sekolahku. Kenapa macet? Itu karena banyaknya jumlah kendaraan bermotor yang tidak mengimbangi seberapa besar jalan yang ada. Semakin banyak kendaraan bermotor semakin banyak pula polusi yang di keluarkan.

Apalagi yang macet itu biasanya ada di bagian jembatan. Tak kubayangkan bagaimana rasanya jika jembatan itu tak kuat menahan beban berat yang ada, lalu meluncur kebawah.



Ya. Aku berangkat ke sekolah setiap hari, kecuali hari minggu tentunya. Saat macet berlangsung, aku yang dibonceng ibuku, menyempatkan diri mengamati sekitarku.

Ya, benar, disaat terjadi macet, banyak sekali yang terlihat tidak sabar. Ada yang membunyikan bel berkali-kali, ada yang berusaha menyalip lewat sebelah kiri dan kanan. Tak jarang juga kucium bau asap motor yang mengepul putih di depanku.


Ku amati juga orang orang yang biasa ada di sepanjang perjalananku.
Tetap sama, sama seperti yang kulihat

Suatu hari aku menemukan sesosok wanita yang duduk di pinggir jembatan. Wanita yang sebelumnya tak pernah kulihat itu mengambil alih perhatianku pada jalan yang ramai. Kasihan, batinku. Kenapa orang itu bisa ada disitu? Apakah orang itu tidak punya rumah? Dia juga kelihatan membawa barang-barang yang tidak banyak. Lalu, darimana awalnya wanita itu bisa ada disitu?


Keesokan harinya,
Wah wanita itu sudah tidak ada, mungkin sudah pergi pikirku. Kualihkan lagi pandangan pada jalan yang masih tetap ramai.
Oh, ternyata wanita itu masih ada, hanya beberapa meter dari jembatan itu.
Keesokan harinya juga sama. Wanita itu masih ada, tapi sudah berpindah.

Aku heran. Apakah wanita itu duduk terus disitu setiap hari?
Aku melihat jalan yang masih basah. Aku baru ingat kalau tadi malam itu hujan. Aku sendiri bingung, Apakah orang itu tadi tidur dengan keadaan baju basah? Apakah dia tidak kedinginan?

2 komentar:

  1. itulah lika-liku kehidupan ...
    kadang kita berada diatas, tapi kadang kita terjatuh, iya nggak nih ?
    btw liat dimana itu ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyupz, bener deh itu .

      itu lho, yang deket rumah . ranugrati , coba deh lihat di pojokan itu ada .

      Hapus