“Whuuaaa… Mamaaaa…
Kok Michael jadi cewek sih Maa..”
Seketika itu mama mendatangiku dan
juga mau lagi mengantarkan kembali ke pet salon tadi.
“Mas! Kok Michael-ku jadi cewek
sih!!”
“Aduh. Satu hari udah dua orang
yang complain kayak gitu ke ike.”
Mataku berkeliling mencari Michael,
dan kutemukan dia disamping seorang cowok yang lagi duduk di salah satu kursi.
“Michael!” teriakku, yang tentu
saja membuat seisi salon menoleh padaku.
“Lho. Kamu kok kenal aku? Emang
kamu siapa?” sahut cowok yang ada
“Siapa juga yang kenal sama kakak?”
tanyaku balik waktu aku mulai mengambil Michael dari sebelahnya.
“Tadi kamu kan manggil aku?”
“Aku kan manggil kucingku.”
“Oh kucingmu. Mirip ya,
sampai-sampai orang sini salah masukin ke kandang. Tapi kenapa diberi nama
sebagus itu yang sama kayak aku?”
“Mirip??” aku bingung dengan perkataan kakak itu “Ooo
jadi itu kucingnya kakak?”
“Iya. Namanya Michelle lho, cocok
jadi pasangannya Michael si kucing, bukan aku.”
“Wah iya-iya. Sama-sama miripnya
juga kucingnya. Ya udah ya kak aku mau balik duluan. Itu kucingnya kakak aku
taruh di depan. Kakak pasti bisa ambil sendiri kan.”
“Iya.. Iya.. eh nama kamu
siapa?...”
Pertanyaan itu kudengar setelah aku
baru saja melangkah keluar. So, nggak mungkin kan kalau aku balik lagi kesana.
Setelah satu minggu berlalu aku
balik lagi ke pet salon itu, soalnya mamaku nggak bisa nganterin Michael. Dan
beruntungnya waktu aku kesana aku ketemu lagi sama Michael si manusia, bukan kucing. Jadinya aku
bisa berkenalan dan memperkenalkan siapa namaku.
“Hai.” Sapanya padaku.
“Hai juga kak.”
Gara-gara kucing yang tertukar
akhirnya kami saling berkenalan. Dan aku tahu kalau Michael manusia umurnya dua
tahun diatasku. Tentunya aku nggak memberitahukan hal ini ke temanku yang suka
gonta-ganti pacar itu. Aku nggak mau kan kalau kak Michael yang baik hati ini nantinya
jadi korbannya.
Kami bercerita tentang kucing
masing-masing, sampai kami merasa benar-benar akrab padahal baru bertemu
sebentar saja. Kami berdua sering main-main ke rumah bergantian. Tentunya untuk
bermain dengan kucing-kucing kami.
Aku mulai berpikir, apa ini ya yang
dirasakan sama temen-temenku sekarang ini. Soalnya kalau dekat kak Michael aku
kadang-kadang ngerasa deg-deg-an ditambah malu. Tapi selama ini aku kan hanya
menganggap Michael sebagai kakakku.
Lama juga kami sudah dekat, sampai
aku naik lulus dan menginjak bangku SMA.
Setelah cukup lama kenal, aku diberitahu kak Michael bahwa sebenarnya kak
Michael itu mengidap kanker otak. Aku nggak tahu bagaimana rasanya kanker otak
itu. Tapi menurutku itu sangat sakit, soalnya tepat di otak, bagian yang vital
buat manusia.
**********
Akhir-akhir ini aku jadi jarang
main kerumahnya kak Michael. Soalnya, tahu sendiri kan, kalau orang yang lagi
sakit itu pasti butuh istirahat yang cukup.
Dan juga banyak tugas dari sekolah yang harus aku kerjakan.
Aku baru sadar ternyata aku sudah
suka sama kak Michael. Hari ini aku mau bilang sama kak Michael. Karena kak
Michael lah aku bisa tahu apa yang namanya rasa suka itu.
Sepulang sekolah aku mampir
kerumahnya kak Michael dan Michelle si kucing. Orang tuanya menyambutku dengan
ramah. Tapi aku merasa ada yang aneh dengan senyumnya itu. Aku berusaha
meyakinkan kedua orang tuanya agar mau bercerita padaku.
Saat ku kesana ternyata keadaan kak
Michael sudah kritis. Aku bertanya, kenapa tidak dibawa ke rumah sakit saja
lagipula disana kan ada dokter yang sudah pasti merawatnya. Tapi mereka
menjawab bahwakak Michael-lah yang nggak mau dibawa ke rumah sakit.
Hatiku sakit mendengarnya. Aku
tidak ingin kehilangan orang yang pertama kali aku suka. Kak Michael-lah yang
secara nggak langsung memberitahuku arti cinta sesungguhnya.
Kata-katanya yang terakhir
diucapkannya membuatku ingin menangis ketika mengingatnya.
“Aku juga suka dan sayang sama
kamu. Aku titip Michelle ya. Kamu tolong jaga Michelle sama Michael kucingmu.”
END
maaf ya kalau ceritanya nggak jelas , soalnya saya uga suka yang nggak jelas :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar