Selasa, 03 Juli 2012

Lovely Boys Pet part 2


“Whuuaaa… Mamaaaa… Kok Michael jadi cewek sih Maa..”

Seketika itu mama mendatangiku dan juga mau lagi mengantarkan kembali ke pet salon tadi.


“Mas! Kok Michael-ku jadi cewek sih!!”

“Aduh. Satu hari udah dua orang yang complain kayak gitu ke ike.”

Mataku berkeliling mencari Michael, dan kutemukan dia disamping seorang cowok yang lagi duduk di salah satu kursi.

“Michael!” teriakku, yang tentu saja membuat seisi salon menoleh padaku.

“Lho. Kamu kok kenal aku? Emang kamu siapa?” sahut cowok yang ada

“Siapa juga yang kenal sama kakak?” tanyaku balik waktu aku mulai mengambil Michael dari sebelahnya.

“Tadi kamu kan manggil aku?”

“Aku kan manggil kucingku.”


“Oh kucingmu. Mirip ya, sampai-sampai orang sini salah masukin ke kandang. Tapi kenapa diberi nama sebagus itu yang sama kayak aku?”

“Mirip??” aku bingung dengan perkataan kakak itu “Ooo jadi itu kucingnya kakak?”

“Iya. Namanya Michelle lho, cocok jadi pasangannya Michael si kucing, bukan aku.”

“Wah iya-iya. Sama-sama miripnya juga kucingnya. Ya udah ya kak aku mau balik duluan. Itu kucingnya kakak aku taruh di depan. Kakak pasti bisa ambil sendiri kan.”

“Iya.. Iya.. eh nama kamu siapa?...”

Pertanyaan itu kudengar setelah aku baru saja melangkah keluar. So, nggak mungkin kan kalau aku balik lagi kesana.

Setelah satu minggu berlalu aku balik lagi ke pet salon itu, soalnya mamaku nggak bisa nganterin Michael. Dan beruntungnya waktu aku kesana aku ketemu lagi sama Michael si manusia, bukan kucing. Jadinya aku bisa berkenalan dan memperkenalkan siapa namaku.

“Hai.” Sapanya padaku.

“Hai juga kak.”

Gara-gara kucing yang tertukar akhirnya kami saling berkenalan. Dan aku tahu kalau Michael manusia umurnya dua tahun diatasku. Tentunya aku nggak memberitahukan hal ini ke temanku yang suka gonta-ganti pacar itu. Aku nggak mau kan kalau kak Michael yang baik hati ini nantinya jadi korbannya.

Kami bercerita tentang kucing masing-masing, sampai kami merasa benar-benar akrab padahal baru bertemu sebentar saja. Kami berdua sering main-main ke rumah bergantian. Tentunya untuk bermain dengan kucing-kucing kami.

Aku mulai berpikir, apa ini ya yang dirasakan sama temen-temenku sekarang ini. Soalnya kalau dekat kak Michael aku kadang-kadang ngerasa deg-deg-an ditambah malu. Tapi selama ini aku kan hanya menganggap Michael sebagai kakakku.

Lama juga kami sudah dekat, sampai aku naik lulus dan menginjak bangku SMA. Setelah cukup lama kenal, aku diberitahu kak Michael bahwa sebenarnya kak Michael itu mengidap kanker otak. Aku nggak tahu bagaimana rasanya kanker otak itu. Tapi menurutku itu sangat sakit, soalnya tepat di otak, bagian yang vital buat manusia.

**********

Akhir-akhir ini aku jadi jarang main kerumahnya kak Michael. Soalnya, tahu sendiri kan, kalau orang yang lagi sakit itu pasti butuh istirahat yang cukup. Dan juga banyak tugas dari sekolah yang harus aku kerjakan.

Aku baru sadar ternyata aku sudah suka sama kak Michael. Hari ini aku mau bilang sama kak Michael. Karena kak Michael lah aku bisa tahu apa yang namanya rasa suka itu.
Sepulang sekolah aku mampir kerumahnya kak Michael dan Michelle si kucing. Orang tuanya menyambutku dengan ramah. Tapi aku merasa ada yang aneh dengan senyumnya itu. Aku berusaha meyakinkan kedua orang tuanya agar mau bercerita padaku.

Saat ku kesana ternyata keadaan kak Michael sudah kritis. Aku bertanya, kenapa tidak dibawa ke rumah sakit saja lagipula disana kan ada dokter yang sudah pasti merawatnya. Tapi mereka menjawab bahwakak Michael-lah yang nggak mau dibawa ke rumah sakit.

Hatiku sakit mendengarnya. Aku tidak ingin kehilangan orang yang pertama kali aku suka. Kak Michael-lah yang secara nggak langsung memberitahuku arti cinta sesungguhnya.

Kata-katanya yang terakhir diucapkannya membuatku ingin menangis ketika mengingatnya.

“Aku juga suka dan sayang sama kamu. Aku titip Michelle ya. Kamu tolong jaga Michelle sama Michael kucingmu.”

END

maaf ya kalau ceritanya nggak jelas , soalnya saya uga suka yang nggak jelas :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar